Jumat, 20 Januari 2012
kesempurnaan milik allah: ragu dihati
kesempurnaan milik allah: ragu dihati: ^Berkelana Kemana jiwaku terhantar Tatkala seucap Cinta telah ku lontar Aku jalani dan terus aku jalani Meski keraguan hati menggebu ...
kesempurnaan milik allah: ragu dihati
kesempurnaan milik allah: ragu dihati: ^Berkelana Kemana jiwaku terhantar Tatkala seucap Cinta telah ku lontar Aku jalani dan terus aku jalani Meski keraguan hati menggebu ...
Jumat, 23 Desember 2011
yang kedua
Jatuh cinta padamu
adalah hal terbaik kedua
yg pernah terjadi dalam
hidupku. Yg pertama?
Aku menemukanmu....^_^
Kamis, 22 Desember 2011
i b u . . .
Di kala resah ini kian
mendesah dan
menggalaukan
jiwaku
Kau ada di sana …
Di saat aku terluka hingga akhirnya…
tercabik-cabiklah
keteguhan hatiku
Kau masih ada di
sana… Ketika aku lelah dan
semangatku patah
untuk meneruskan
perjuangan,
terhenti oleh kerikil –
kerikil yang kurasa terlampau tajam
hingga akhirnya aku
pun memilih jeda!!!
Kau tetap ada di
sana…
memberiku isyarat untuk tetap bertahan Ibu…kau basuh
kesedihanku,
kehampaanku dan
ketidakberdayaanku
“Tiada lain kita hanya
insan Sang Kuasa, Memiliki tugas di bumi
tuk menegakkan
kalimatNya
Kita adalah jasad,
jiwa, dan ruh yang
terpadu Untuk memberi arti
bagi diri dan yang
lain”
Kata-katamu laksana
embun di padang
gersang nuraniku memberiku setitik
cahaya dalam
kekalutan berfikirku
Kau labuhkan hatimu
untukku, dengan
tulus tak berpamrih Kusandarkan diriku
di bahumu
Terasa…
kelembutanmu
menembus dinding-
dinding kalbuku Menghancurleburkan
segala keangkuhan
diri
Meluluhkan semua
kelelahan dan beban
dunia Dan membiarkannya
tenang terhanyut
bersama kedalaman
hatimu Kutatap perlahan…
matamu yang
membiaskan
ketegaran dan
perlindungan
Kristal-kristal lembut yang sedang bermain
di bola matamu,
jatuh…setetes demi
setetes
Kau biarkan ia menari
di atas kain kerudungmu
Laksana oase di terik
panasnya gurun
sahara Ibu…
Nasihatmu memberi
kekuatan untukku
rangkulanmu menjadi
penyangga
kerapuhanku untuk ,menapaki hari-
hari penuh liku
…semoga semua itu
tak akan pernah layu! Ibu…
Dalam kelembutan
cintamu, kulihat
kekuatan
dalam tangis air
matamu, kulihat semangat menggelora
dalam dirimu,
terkumpul seluruh
daya dunia!
Rabu, 21 Desember 2011
cinta pertama . . .
Cinta yang hadir saat
engkau mulai..........
Mulai belajar arti sebuah
pengorbanan.........
Belajar untuk memahami
segala kekurangan.......... Pahami akan keikhlasan
dan rasa bersyukur........
Cinta yang siap
berkorban..........
Cinta yang siap
menerima......... Cinta yang siap
bertarung........
Cinta yang siap sedih.....
Cinta yang siap
berharap.........
Cinta yang siap berfikir..........
Saat datang dan tersadar
akan suatu pilihan.........
Siap menerima itu bukan
sekedar keindahan...........
Berkorban tuk mempertaruhkan jiwa
raga.......
Berkorban tuk taruhkan
kehidupan...........
Saat engkau berikrar dan
bersaksi........... Bersaksi diseluruh alam
ini..........
Bahwa dia adalah bagian
dari dirimu..........
Bahwa dia adalah bagian
hidupmu........ Menerima cinta dan
kasihnya...........
Menerima segala
kekurangannya.........
Mengukir makna hidup
dalam arti nyata...... Menerima dia sebagai istri/
suami tercinta........
perjamuan terakhir untuk sahabat
^ untukmu wahai
sahabat
Wahai sahabat, mari
kita buat janji pada hari
ini bahwa takkan ada
yang memisahkan darah yang telah
mengalir dalam tubuh
kita berdua. Untuk itu,
temanilah diriku dalam
perjamuan terakhir
pada istana seribu pilar langit atau taman
kasihku. Jamuannya
adalah madu dalam
cangkir yang telah
dilapisi oleh darah,
keringat dan airmata. Dan wanginya
eukaliptus yang dapat
memabukkan jiwa
tanpa harus bercampur
dengan anggur. Dan
lepaskanlah kunang- kunang sebagai
pengganti lilin, karena
kali ini kita tidak
membutuhkan
kehadiran cahaya yang
menerangi namun ia membakar diri. Jika
kau anggap perlu maka
tebarlah permadani
yang terbuat dari
anyaman rumput, dan
buanglah segala kursi dan meja perjamuan
karena kita tidak
membutuhkannya.
Karena kita kan
membebaskan diri kita
untuk bersandar tanpa pembatas pada pundak
bumi. Baiklah sahabat,
rasanya sudah cukup
persiapan jamuan
terakhir bagi diriku
setelah kulengkapi
dengan simfoni langit malam. Sahabat, kau
telah menemaniku
selama ini dan tak ada
rangkaian kata-kata
yang dapat
menyempurnakan ucapan terimakasihku
pada mu. Kaulah
tempatku
menyandarkan tulang
dan tubuhku ketika ku
lelah berjalan dan lemah tak berdaya,
kaulah tempatku untuk
berbagi kesedihan,
kaulah tempatku untuk
menitipkan dan
menjaga seluruh rahasiaku, kaulah
tempatku untuk
berkaca atas segala
tindakanku, kaulah
tempatku untuk
menyimpan airmata dan kaulah perisai serta
cahaya bagi hidupku. Selama ini kau tak
pernah
mengkhianatiku, dan
tak pernah berlari
meninggalkanku.
Namun sobat, aku bukanlah pemilik atas
raga ini, aku hanya
meminjamnya dengan
sebuah perjanjian
untuk mentaatiNya.
Setelah hari ini, aku kan menyempurnakan
janjimu padaku
sehingga terbebaslah
dirimu atas tanggungan
diriku. Dan aku pun tak
kan pernah mengkhianatimu serta
meninggalkanmu,
hingga kematian
merenggut segala janji
manusia. Aku telah banyak
menyusahkanmu dalam
hidup kali ini, dan
mungkin akan
menyusahkanmu
kembali pada saat akhir perjamuan. Jika kau
berkenan maka
temanilah diriku hingga
jiwaku berpisah atas
ragaku dan kembali
kepada Tangan Yang Memilikinya. Jangan
biarkan diriku sendiri
ketika semuanya
berlalu. Satukanlah
kedua tanganku di atas
dadaku dan basuhlah keningku dengan air
suci yang mengalir dari
kedua mataku, tapi
jangan pernah kau
campur dengan air
matamu. Baiklah sebelum
semuanya berlalu, kita
minum bersama dari
cangkir yang sama,
madu yang sama dan
kita dengarkan simfoni langit malam. Sungguh
kau tak pernah
mengambil hak ku, dan
ku tak pernah
mengambil hak mu. Jika
kau berkenan akan ku berikan seluruh sisa
hak ku kepada mu saat
ini. Sahabat,
nampaknya mata ini
kian memberat dan
nafas ini kian saja mencekik leherku.
Baiklah sahabat,
mungkin semuanya
akan mulai berlalu. Dengarlah sahabatku,
jika setelah ini kekasih
yang tak pernah ku
miliki datang
mencariku, maka
katakanlah kepadanya bahwa aku telah
melakukan yang
terbaik atas hal-hal
yang ku bisa lakukan.
Katakan kepadanya
cinta lebih terasa bermakna ketika
nampak kemustahilan
untuk menggapainya,
cinta tidak membuatku
lemah namun
membuatku bertahan hingga detik terakhir –
walaupun apa yang ku
rasakan lebih banyak
rasa sakit atasnya-.
Katakan padanya
bahwa kepingan hati yang telah dia
hancurkan dahulu telah
ku rangkai kembali
menjadi istana tanpa
tahta yang akan selalu
menunggu kehadirannya. Katakan
kepadanya bahwa
pilar-pilar yang
menyangga mimpi dan
harapan yang dahulu ia
luluhlantahkan telah ku bangun kembali dan
menunggu dirinya
untuk
menggantungkan
kembali mimpi dan
harapan tersebut. Sahabat, jika ia
menanyakan
dimanakah kedamaian
setelah ini berlalu,
maka katakanlah
kepadanya bahwa telah ku tinggalkan
untuknya beberapa
tahun yang lalu namun
dirinya tak kunjung
datang dan kini ku
kembalikan damai kepada Pemiliknya. Jika
ia menanyakan tentang
cintaku padanya, maka
katakanlah bahwa ku
membiarkannya pada
mataku dan bagian besar pada hatiku yang
tak lagi bernyawa. Jika
ia menanyakan tentang
kebahagiaan, maka
katakan kepadanya
bahwa kebahagiaan tersebut telah ia
rampas dahulu ketika
dia meninggalkanku
dan tidak ada lagi yang
tersisa kini. Dan jika ia
menanyakan tentang segala janji yang
pernah ku ucapkan,
maka katakanlah
kepadanya bahwa janji
adalah seperti duri
yang menusuk pada dagingku, aku akan
berusaha memenuhinya
walaupun terlambat
dan jika sampai akhir
hidupku masih ada janji
yang tertinggal maka bantulah aku untuk
memenuhinya
terkecuali tentang cinta
–karena telah ku
berikan kesempatan
baginya dahulu- dan kehidupanku -yang ku
tak punya kuasa
atasnya-. Wahai sahabat,
ambilkanlah air suci
yang bergelinang di
kedua mataku dan
basuhlah keningku
dengannya. Ah mungkin akan lebih
baik jika diriku
menuliskan pesan bagi
kekasihku. Sahabat
ambilkanlah kertas dan
pena agar ku dapat menuliskan pesan
untuk kekasih ku yang
mungkin akan datang.
Wahai sang waktu
berikanlah aku detik-
detik untuk menuliskan apa-apa yang telah
lama ku simpan dalam
hatiku. Wahai jiwa yang lama
telah ku tunggu, Dalam hidupku aku
telah mencintai sedikit
jiwa, dan tak sadar
telah kugantungkan
segala impian dan
harapan. Dan tak sedikitpun aku
menyesalinya, bagiku
cinta adalah pelita dan
perisai hidup. Tuhanku
telah menciptakannya
di dalam hatiku dan aku tidak ingin berpaling
atasnya. Kau adalah segalanya
bagiku, kau adalah
nafas bagi tubuhku,
kau adalah cahaya bagi
hatiku, kau adalah
sumber imajinasi yang bersemayam di dalam
benakku. Senyummu
adalah tetesan embun
yang membasahi kedua
bibirku dan menjagaku
dari dahaga, suaramu adalah doa bagi jiwaku
yang terus saja gelisah,
belaianmu adalah
kelembutan bagi hatiku
yang mengeras batu
dan dekapanmu adalah kehangatan bagi
hidupku yang sunyi,
dingin dan sepi. Pada saat kau membaca
pesan ini maka aku
telah memenuhi janjiku
untuk menunggumu
sampai kematian
merenggut janjiku atasmu. Jika kau masih
menanyakan cinta
maka aku tak dapat
mengucapkan selain
telah ku habiskan
seluruh ruang dalam hatiku untuk mu. Cinta telah
mempertemukan dan
menyatukan kami, dan
juga cinta yang telah
memisahkan kami. Jika
cinta tak membawa kau kembali untukku di
kehidupan ini, maka
cinta kan menyatukan
kau dan aku di
kehidupan yang akan
datang. Belahan jiwa yang
terpisah Sahabat, sampaikanlah
pesan tertulis ini juga
kepadanya jika ia
datang. Wahai sahabat,
rasanya aku tak dapat
lagi menahan segalanya, lepaskanlah
dan iringi kepergianku.
Temanilah jasadku
hingga ku sama sekali
tidak bergerak, kaku.
Biarkanlah kepergianku dalam
damai dan jangan
biarkan tetes
airmatamu
memberatkan
kepergianku. Setelah semuanya berlalu,
tempatkanlah aku di
atas bukit sehingga aku
dapat melihat dan
menunggu kedatangan
kekasihku dalam tidur abadiku. Terimakasih
wahai penjaga
rahasiaku, pengiring
hidupku, aku tak dapat
mendampingimu lagi
dan aku kan menunggumu di
kehidupan yang akan
datang, jika Tuhanku
mengizinkannya.
Terimakasih
sahabatku. Terima kasih....
sahabat
Wahai sahabat, mari
kita buat janji pada hari
ini bahwa takkan ada
yang memisahkan darah yang telah
mengalir dalam tubuh
kita berdua. Untuk itu,
temanilah diriku dalam
perjamuan terakhir
pada istana seribu pilar langit atau taman
kasihku. Jamuannya
adalah madu dalam
cangkir yang telah
dilapisi oleh darah,
keringat dan airmata. Dan wanginya
eukaliptus yang dapat
memabukkan jiwa
tanpa harus bercampur
dengan anggur. Dan
lepaskanlah kunang- kunang sebagai
pengganti lilin, karena
kali ini kita tidak
membutuhkan
kehadiran cahaya yang
menerangi namun ia membakar diri. Jika
kau anggap perlu maka
tebarlah permadani
yang terbuat dari
anyaman rumput, dan
buanglah segala kursi dan meja perjamuan
karena kita tidak
membutuhkannya.
Karena kita kan
membebaskan diri kita
untuk bersandar tanpa pembatas pada pundak
bumi. Baiklah sahabat,
rasanya sudah cukup
persiapan jamuan
terakhir bagi diriku
setelah kulengkapi
dengan simfoni langit malam. Sahabat, kau
telah menemaniku
selama ini dan tak ada
rangkaian kata-kata
yang dapat
menyempurnakan ucapan terimakasihku
pada mu. Kaulah
tempatku
menyandarkan tulang
dan tubuhku ketika ku
lelah berjalan dan lemah tak berdaya,
kaulah tempatku untuk
berbagi kesedihan,
kaulah tempatku untuk
menitipkan dan
menjaga seluruh rahasiaku, kaulah
tempatku untuk
berkaca atas segala
tindakanku, kaulah
tempatku untuk
menyimpan airmata dan kaulah perisai serta
cahaya bagi hidupku. Selama ini kau tak
pernah
mengkhianatiku, dan
tak pernah berlari
meninggalkanku.
Namun sobat, aku bukanlah pemilik atas
raga ini, aku hanya
meminjamnya dengan
sebuah perjanjian
untuk mentaatiNya.
Setelah hari ini, aku kan menyempurnakan
janjimu padaku
sehingga terbebaslah
dirimu atas tanggungan
diriku. Dan aku pun tak
kan pernah mengkhianatimu serta
meninggalkanmu,
hingga kematian
merenggut segala janji
manusia. Aku telah banyak
menyusahkanmu dalam
hidup kali ini, dan
mungkin akan
menyusahkanmu
kembali pada saat akhir perjamuan. Jika kau
berkenan maka
temanilah diriku hingga
jiwaku berpisah atas
ragaku dan kembali
kepada Tangan Yang Memilikinya. Jangan
biarkan diriku sendiri
ketika semuanya
berlalu. Satukanlah
kedua tanganku di atas
dadaku dan basuhlah keningku dengan air
suci yang mengalir dari
kedua mataku, tapi
jangan pernah kau
campur dengan air
matamu. Baiklah sebelum
semuanya berlalu, kita
minum bersama dari
cangkir yang sama,
madu yang sama dan
kita dengarkan simfoni langit malam. Sungguh
kau tak pernah
mengambil hak ku, dan
ku tak pernah
mengambil hak mu. Jika
kau berkenan akan ku berikan seluruh sisa
hak ku kepada mu saat
ini. Sahabat,
nampaknya mata ini
kian memberat dan
nafas ini kian saja mencekik leherku.
Baiklah sahabat,
mungkin semuanya
akan mulai berlalu. Dengarlah sahabatku,
jika setelah ini kekasih
yang tak pernah ku
miliki datang
mencariku, maka
katakanlah kepadanya bahwa aku telah
melakukan yang
terbaik atas hal-hal
yang ku bisa lakukan.
Katakan kepadanya
cinta lebih terasa bermakna ketika
nampak kemustahilan
untuk menggapainya,
cinta tidak membuatku
lemah namun
membuatku bertahan hingga detik terakhir –
walaupun apa yang ku
rasakan lebih banyak
rasa sakit atasnya-.
Katakan padanya
bahwa kepingan hati yang telah dia
hancurkan dahulu telah
ku rangkai kembali
menjadi istana tanpa
tahta yang akan selalu
menunggu kehadirannya. Katakan
kepadanya bahwa
pilar-pilar yang
menyangga mimpi dan
harapan yang dahulu ia
luluhlantahkan telah ku bangun kembali dan
menunggu dirinya
untuk
menggantungkan
kembali mimpi dan
harapan tersebut. Sahabat, jika ia
menanyakan
dimanakah kedamaian
setelah ini berlalu,
maka katakanlah
kepadanya bahwa telah ku tinggalkan
untuknya beberapa
tahun yang lalu namun
dirinya tak kunjung
datang dan kini ku
kembalikan damai kepada Pemiliknya. Jika
ia menanyakan tentang
cintaku padanya, maka
katakanlah bahwa ku
membiarkannya pada
mataku dan bagian besar pada hatiku yang
tak lagi bernyawa. Jika
ia menanyakan tentang
kebahagiaan, maka
katakan kepadanya
bahwa kebahagiaan tersebut telah ia
rampas dahulu ketika
dia meninggalkanku
dan tidak ada lagi yang
tersisa kini. Dan jika ia
menanyakan tentang segala janji yang
pernah ku ucapkan,
maka katakanlah
kepadanya bahwa janji
adalah seperti duri
yang menusuk pada dagingku, aku akan
berusaha memenuhinya
walaupun terlambat
dan jika sampai akhir
hidupku masih ada janji
yang tertinggal maka bantulah aku untuk
memenuhinya
terkecuali tentang cinta
–karena telah ku
berikan kesempatan
baginya dahulu- dan kehidupanku -yang ku
tak punya kuasa
atasnya-. Wahai sahabat,
ambilkanlah air suci
yang bergelinang di
kedua mataku dan
basuhlah keningku
dengannya. Ah mungkin akan lebih
baik jika diriku
menuliskan pesan bagi
kekasihku. Sahabat
ambilkanlah kertas dan
pena agar ku dapat menuliskan pesan
untuk kekasih ku yang
mungkin akan datang.
Wahai sang waktu
berikanlah aku detik-
detik untuk menuliskan apa-apa yang telah
lama ku simpan dalam
hatiku. Wahai jiwa yang lama
telah ku tunggu, Dalam hidupku aku
telah mencintai sedikit
jiwa, dan tak sadar
telah kugantungkan
segala impian dan
harapan. Dan tak sedikitpun aku
menyesalinya, bagiku
cinta adalah pelita dan
perisai hidup. Tuhanku
telah menciptakannya
di dalam hatiku dan aku tidak ingin berpaling
atasnya. Kau adalah segalanya
bagiku, kau adalah
nafas bagi tubuhku,
kau adalah cahaya bagi
hatiku, kau adalah
sumber imajinasi yang bersemayam di dalam
benakku. Senyummu
adalah tetesan embun
yang membasahi kedua
bibirku dan menjagaku
dari dahaga, suaramu adalah doa bagi jiwaku
yang terus saja gelisah,
belaianmu adalah
kelembutan bagi hatiku
yang mengeras batu
dan dekapanmu adalah kehangatan bagi
hidupku yang sunyi,
dingin dan sepi. Pada saat kau membaca
pesan ini maka aku
telah memenuhi janjiku
untuk menunggumu
sampai kematian
merenggut janjiku atasmu. Jika kau masih
menanyakan cinta
maka aku tak dapat
mengucapkan selain
telah ku habiskan
seluruh ruang dalam hatiku untuk mu. Cinta telah
mempertemukan dan
menyatukan kami, dan
juga cinta yang telah
memisahkan kami. Jika
cinta tak membawa kau kembali untukku di
kehidupan ini, maka
cinta kan menyatukan
kau dan aku di
kehidupan yang akan
datang. Belahan jiwa yang
terpisah Sahabat, sampaikanlah
pesan tertulis ini juga
kepadanya jika ia
datang. Wahai sahabat,
rasanya aku tak dapat
lagi menahan segalanya, lepaskanlah
dan iringi kepergianku.
Temanilah jasadku
hingga ku sama sekali
tidak bergerak, kaku.
Biarkanlah kepergianku dalam
damai dan jangan
biarkan tetes
airmatamu
memberatkan
kepergianku. Setelah semuanya berlalu,
tempatkanlah aku di
atas bukit sehingga aku
dapat melihat dan
menunggu kedatangan
kekasihku dalam tidur abadiku. Terimakasih
wahai penjaga
rahasiaku, pengiring
hidupku, aku tak dapat
mendampingimu lagi
dan aku kan menunggumu di
kehidupan yang akan
datang, jika Tuhanku
mengizinkannya.
Terimakasih
sahabatku. Terima kasih....
perjamuan terakhir untukmu sahabat
^ Untukmu wahai
sahabat
Wahai sahabat, mari
kita buat janji pada hari
ini bahwa takkan ada
yang memisahkan darah yang telah
mengalir dalam tubuh
kita berdua. Untuk itu,
temanilah diriku dalam
perjamuan terakhir
pada istana seribu pilar langit atau taman
kasihku. Jamuannya
adalah madu dalam
cangkir yang telah
dilapisi oleh darah,
keringat dan airmata. Dan wanginya
eukaliptus yang dapat
memabukkan jiwa
tanpa harus bercampur
dengan anggur. Dan
lepaskanlah kunang- kunang sebagai
pengganti lilin, karena
kali ini kita tidak
membutuhkan
kehadiran cahaya yang
menerangi namun ia membakar diri. Jika
kau anggap perlu maka
tebarlah permadani
yang terbuat dari
anyaman rumput, dan
buanglah segala kursi dan meja perjamuan
karena kita tidak
membutuhkannya.
Karena kita kan
membebaskan diri kita
untuk bersandar tanpa pembatas pada pundak
bumi. Baiklah sahabat,
rasanya sudah cukup
persiapan jamuan
terakhir bagi diriku
setelah kulengkapi
dengan simfoni langit malam. Sahabat, kau
telah menemaniku
selama ini dan tak ada
rangkaian kata-kata
yang dapat
menyempurnakan ucapan terimakasihku
pada mu. Kaulah
tempatku
menyandarkan tulang
dan tubuhku ketika ku
lelah berjalan dan lemah tak berdaya,
kaulah tempatku untuk
berbagi kesedihan,
kaulah tempatku untuk
menitipkan dan
menjaga seluruh rahasiaku, kaulah
tempatku untuk
berkaca atas segala
tindakanku, kaulah
tempatku untuk
menyimpan airmata dan kaulah perisai serta
cahaya bagi hidupku. Selama ini kau tak
pernah
mengkhianatiku, dan
tak pernah berlari
meninggalkanku.
Namun sobat, aku bukanlah pemilik atas
raga ini, aku hanya
meminjamnya dengan
sebuah perjanjian
untuk mentaatiNya.
Setelah hari ini, aku kan menyempurnakan
janjimu padaku
sehingga terbebaslah
dirimu atas tanggungan
diriku. Dan aku pun tak
kan pernah mengkhianatimu serta
meninggalkanmu,
hingga kematian
merenggut segala janji
manusia. Aku telah banyak
menyusahkanmu dalam
hidup kali ini, dan
mungkin akan
menyusahkanmu
kembali pada saat akhir perjamuan. Jika kau
berkenan maka
temanilah diriku hingga
jiwaku berpisah atas
ragaku dan kembali
kepada Tangan Yang Memilikinya. Jangan
biarkan diriku sendiri
ketika semuanya
berlalu. Satukanlah
kedua tanganku di atas
dadaku dan basuhlah keningku dengan air
suci yang mengalir dari
kedua mataku, tapi
jangan pernah kau
campur dengan air
matamu. Baiklah sebelum
semuanya berlalu, kita
minum bersama dari
cangkir yang sama,
madu yang sama dan
kita dengarkan simfoni langit malam. Sungguh
kau tak pernah
mengambil hak ku, dan
ku tak pernah
mengambil hak mu. Jika
kau berkenan akan ku berikan seluruh sisa
hak ku kepada mu saat
ini. Sahabat,
nampaknya mata ini
kian memberat dan
nafas ini kian saja mencekik leherku.
Baiklah sahabat,
mungkin semuanya
akan mulai berlalu. Dengarlah sahabatku,
jika setelah ini kekasih
yang tak pernah ku
miliki datang
mencariku, maka
katakanlah kepadanya bahwa aku telah
melakukan yang
terbaik atas hal-hal
yang ku bisa lakukan.
Katakan kepadanya
cinta lebih terasa bermakna ketika
nampak kemustahilan
untuk menggapainya,
cinta tidak membuatku
lemah namun
membuatku bertahan hingga detik terakhir –
walaupun apa yang ku
rasakan lebih banyak
rasa sakit atasnya-.
Katakan padanya
bahwa kepingan hati yang telah dia
hancurkan dahulu telah
ku rangkai kembali
menjadi istana tanpa
tahta yang akan selalu
menunggu kehadirannya. Katakan
kepadanya bahwa
pilar-pilar yang
menyangga mimpi dan
harapan yang dahulu ia
luluhlantahkan telah ku bangun kembali dan
menunggu dirinya
untuk
menggantungkan
kembali mimpi dan
harapan tersebut. Sahabat, jika ia
menanyakan
dimanakah kedamaian
setelah ini berlalu,
maka katakanlah
kepadanya bahwa telah ku tinggalkan
untuknya beberapa
tahun yang lalu namun
dirinya tak kunjung
datang dan kini ku
kembalikan damai kepada Pemiliknya. Jika
ia menanyakan tentang
cintaku padanya, maka
katakanlah bahwa ku
membiarkannya pada
mataku dan bagian besar pada hatiku yang
tak lagi bernyawa. Jika
ia menanyakan tentang
kebahagiaan, maka
katakan kepadanya
bahwa kebahagiaan tersebut telah ia
rampas dahulu ketika
dia meninggalkanku
dan tidak ada lagi yang
tersisa kini. Dan jika ia
menanyakan tentang segala janji yang
pernah ku ucapkan,
maka katakanlah
kepadanya bahwa janji
adalah seperti duri
yang menusuk pada dagingku, aku akan
berusaha memenuhinya
walaupun terlambat
dan jika sampai akhir
hidupku masih ada janji
yang tertinggal maka bantulah aku untuk
memenuhinya
terkecuali tentang cinta
–karena telah ku
berikan kesempatan
baginya dahulu- dan kehidupanku -yang ku
tak punya kuasa
atasnya-. Wahai sahabat,
ambilkanlah air suci
yang bergelinang di
kedua mataku dan
basuhlah keningku
dengannya. Ah mungkin akan lebih
baik jika diriku
menuliskan pesan bagi
kekasihku. Sahabat
ambilkanlah kertas dan
pena agar ku dapat menuliskan pesan
untuk kekasih ku yang
mungkin akan datang.
Wahai sang waktu
berikanlah aku detik-
detik untuk menuliskan apa-apa yang telah
lama ku simpan dalam
hatiku. Wahai jiwa yang lama
telah ku tunggu, Dalam hidupku aku
telah mencintai sedikit
jiwa, dan tak sadar
telah kugantungkan
segala impian dan
harapan. Dan tak sedikitpun aku
menyesalinya, bagiku
cinta adalah pelita dan
perisai hidup. Tuhanku
telah menciptakannya
di dalam hatiku dan aku tidak ingin berpaling
atasnya. Kau adalah segalanya
bagiku, kau adalah
nafas bagi tubuhku,
kau adalah cahaya bagi
hatiku, kau adalah
sumber imajinasi yang bersemayam di dalam
benakku. Senyummu
adalah tetesan embun
yang membasahi kedua
bibirku dan menjagaku
dari dahaga, suaramu adalah doa bagi jiwaku
yang terus saja gelisah,
belaianmu adalah
kelembutan bagi hatiku
yang mengeras batu
dan dekapanmu adalah kehangatan bagi
hidupku yang sunyi,
dingin dan sepi. Pada saat kau membaca
pesan ini maka aku
telah memenuhi janjiku
untuk menunggumu
sampai kematian
merenggut janjiku atasmu. Jika kau masih
menanyakan cinta
maka aku tak dapat
mengucapkan selain
telah ku habiskan
seluruh ruang dalam hatiku untuk mu. Cinta telah
mempertemukan dan
menyatukan kami, dan
juga cinta yang telah
memisahkan kami. Jika
cinta tak membawa kau kembali untukku di
kehidupan ini, maka
cinta kan menyatukan
kau dan aku di
kehidupan yang akan
datang. Belahan jiwa yang
terpisah Sahabat, sampaikanlah
pesan tertulis ini juga
kepadanya jika ia
datang. Wahai sahabat,
rasanya aku tak dapat
lagi menahan segalanya, lepaskanlah
dan iringi kepergianku.
Temanilah jasadku
hingga ku sama sekali
tidak bergerak, kaku.
Biarkanlah kepergianku dalam
damai dan jangan
biarkan tetes
airmatamu
memberatkan
kepergianku. Setelah semuanya berlalu,
tempatkanlah aku di
atas bukit sehingga aku
dapat melihat dan
menunggu kedatangan
kekasihku dalam tidur abadiku. Terimakasih
wahai penjaga
rahasiaku, pengiring
hidupku, aku tak dapat
mendampingimu lagi
dan aku kan menunggumu di
kehidupan yang akan
datang, jika Tuhanku
mengizinkannya.
Terimakasih
sahabatku. Terima kasih....
Langganan:
Postingan (Atom)